20 April 2010

Hati Perempuan





Bara dalam dada
Tertutup sekam seolah hilang
Sehari demi sehari
Makin besar terkipasi oleh sikapmu

Seperti pipit terkurung dalam sangkar emas
Tak bisa berkata tidak
Harus tunduk patuh padamu
Hanya demi hindari beradu mulut

Siapa diriku?
Aku sudah takkenal lagi
Mana perempuan cantik yang penuh tawa bahagia itu?
Hatinya hitam legam mengarang

Cintamu merajam sukma
Cemburumu matikan pelita hidupku
Perlahan tapi pasti ...
Berontak protes menguak tersekat
Terbungkam atas nama "hak milik suami"

Apa yang kaupikir?
Mengapa yang tak pernah ada kau buat ada
Dengan segala keparanoidanmu
Kemana semua percayamu dulu?

Aku bukan perempuan jalang
Aku tahu batasanku
Bukankah aku masih isterimu?
Aku bukan binatang peliharaanmu!

Bertahun sudah terucap janji sehidup semati
Tampaknya hanya kau yang hidup, diriku segera mati
Bertahun sudah kuserahkan jiwa dan raga ... hanya untukmu
Letih hati trus mengalah
Kabut kesabaran menipis pudar

Sumur air mata tlah terkuras sampai ke dasar
Ingin kuseka penat dengan tetes yang tersisa
Aku bukan budak egomu
Aku rindu waktuku sendiri

Kalau kau benar sayang
Lepaskan belenggu rantaimu
Jangan kau patahkan sayapku
Sebelum cinta untukmu terkikis habis tak bersisa

Menjadi suami tak menjadikanmu tuan atasku
Aku milik diriku sendiri, milik Tuhanku, bukan milikmu
Mungkin bisa kaupasung ragaku, tapi tidak hatiku
Kau hanya seperti menggenggam erat pasir di tangan
Dia akan luruh melalui sela-sela jarimu
Apa ini pernah terpikir olehmu?

Batam, 21 April 2010
... diilhami curhat seorang teman ...


Sumber gambar : http://toolost.deviantart.com/art/Lucifer-s-Toy-02-65197279

2 komentar:

  1. Ini vote kedua...mewakili kesah resah temen-temen wanita yang sudah berumahtangga dengan label Ny.A (nama suami) = "husband's property"

    BalasHapus
  2. This is my #3 vote. Aku suka aura "pemberontakannya"...
    Agnes Bemoe

    BalasHapus