melekat dalam lirik semu
di sana bermuara
rambang jejak air mata
guguran perak alir pilu
tak setegar yakinku
di saat lipatan rindu berkuasa
seluruh pembuluh nadi terbakar
pasrah tersulut jilatan api asmara
terombang ambing mengikuti
koyakan demi koyakan nikmat
sekaligus ... rajam perih
dari hati yang berdarah
dengan rela menunduk
memeluk kaki-kaki sang dewi
tak sanggup memandangnya
menciumi ujung kain pembalut tubuh molek itu
apa pun lakunya
apa pun rupanya
apa pun bisa manis yang terhambur dari bibir ranum itu
dia tetap sang maha dewi
batam, 20 Juni 2011
... yi mei ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar