Sumber gambar : https://coachingur3ps.wordpress.com/2012/09/12/effective-communication-guidelines-tips/ |
Masalah komunikasi
selalu menjadi sumber tersering masalah hubungan antara nakes-pasien &
keluarga yg dapat berujung minimal kita jadi *selebritis* di media atau lebih
buruk lagi tuntutan hukum.
Berikut sedikit
sharing pengalaman yang saya dapat selama praktek & menjadi case
coordinator di sebuah RS swasta di Batam selama lebih dari 10 tahun, yang mungkin
bisa meminimalisirnya:
1. Jangan lupa untuk selalu mengenalkan diri & apa peran kita dalam tim medis yang menangani pasien sebelum memulai pelayanan;
2. Komunikasikan:
- perkembangan kondisi terakhir pasien, termasuk prognosis
- plan of care yg akan kita kerjakan : alasan pemeriksaan, terapi, konsul ke DPJP lain, discharge planning
- perkiraan lama perawatan berdasarkan evidence base yang kita ketahui dan perkiraan biaya (yang terakhir dapat didelegasikan ke bagian administrasi/ kasir)
- infokan ke pasien dan keluarga bila kita berhalangan visite, siapa pengganti kita, operkan secara langsung (tanpa perantara) ke pengganti kita tentang kondisi pasien dan apa plan of care kita -> hari gini tinggal angkat telpon pun bisa dilakukan, bukan dioperkan via nakes lain.
4. Selalu berusaha menempatkan diri dalam posisi pasien & keluarga, kita ingin diperlakukan seperti apa;
5. Jangan pernah
melakukan pemeriksaan atau terapi yang hanya untuk memuaskan hasrat
profesionalisme kita tanpa memperhatikan dan melibatkan pasien dan keluarga
untuk memilih setelah di-informed consent dengan baik -> keputusan mutlak di
tangan pasien sendiri bila masih kompeten dan di level pertama hubungan dengan
pasien bila pasien sudah tidak kompeten;
6. Obat bukan
segalanya, human touch dengan hati yang tulus lebih besar kemungkinan
mempercepat kesembuhan, atau kalau pun pada paliative care akan mampu
meringankan penderitaan & mengantar pasien ke *kehidupan selanjutnya*
dengan damai, menyiapkan keluarga yang ditinggalkan secara mental;
7. Kesembuhan bukan
selalu menjadi target utama pelayanan kesehatan yang kita berikan, tapi jaga
selalu kualitas hidup pasien;
8. Nakes adalah perpanjangan tangan dari Tuhan,
tidak pernah ada *janji kesembuhan* tapi selalu tekankan mari kita *berusaha,
berikhtiar* semaximal mungkin perbaikkan kondisi pasien;
9. Pasien dan keluarga
itu ingin di*orang*kan dan didengar. Masuk ke faskes itu seperti masuk ke hutan
rimba yang penuh alien, hantu, dan segala macam binatang buas yang menakutkan
buat orang awam. Kita sebagai nakes dan staf yang bekerja dalam pelayanan
kesehatan bertugas menunjukan arah yang benar agar pasien dengan selamat sampai
ke tujuan.
Semoga bermanfaat
~ dr. Imelda Wijaya,
RS Awal Bros Batam ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar