Di RS ku ada satu ajang ruepooot tiap jam 8 pagi kecuali Minggu dan hari besar lainnya, yang namanya Morning Report (MR). Kenapa kubilang ruepooot, soalnya untuk menyiapkannya butuh kerja keras seharian dari banyak orang. Kami Dokter Umum(DU) kerja dengan tiga shift secara bergantian. Pagi jam 8-14.30, siang jam 14.30-21, malam jam 21-8, ada yang jaga bangsal, UGD, dan poli umum. MR merupakan PR yang jaga bangsal. DU jaga bangsal malam wajib melaporkan semua pasien baru yang masuk sehari sebelumnya, beserta pasien lama yang bermasalah (terutama yang di ICU) dan yang post operasi, sedangkan DU jaga UGD malam melaporkan pasien rawat jalan di UGD malam.
Para spesialis dan pihak manajemen RS akan hadir untuk mendengarkan. Yang seru kalo mereka sudah mulai berdebat soal pasien, kenapa kok dikasih terapi gini, kenapa di UGD kok nggak dicek itu, kenapa kok sampai pasiennya nggak ketolong... wah seru banget dah. Sebelnya biasanya yang dibahas yang chief spesialisnya nggak ikutan MR hehe... biasa, kalo pasiennya ber'tuan' kan nggak ada yang berani angkat bicara haha... Hasilnya kami para DU yang seringkali kena samber dari mereka dan dari manajemen. Bemper deh istilah kerennya. Palagi kalo udah keluar teguran halus tapi menusuk hati,"DU yang jaga bangsal nggak lihat pasiennya ya? Lain kali dilihat ya, jangan cuman nyatet. Kan kamu dokter, bukan tukang catet. Semaleman tidurrrr???" Wuih rasanya ... pengen nangis huhuhu... Nggak taukah mereka, bahwa kami yang hina dina ini, sudah begadang sampe mata bengkak, nggak bobo semaleman??? Nongkrongin pasien gawat sampe pagi? Mana sempet bobo? Tega bener ngomongnya, kejamnya dunia ... berlebihan ya? Kadang ada juga spesialis yang iseng, udah datengnya telat (karena tidurnya keterusan), terus begitu dengerin satu kasus, nanya2nya (ke KITA bukan ke spesialis yang menangani lho!) buanyak, terus ujung2nya PR deh, ntar minggu depan presentasi PRnya hikhiksss. Benernya seh maksudnya baik, biar kitanya makin pinter, tapi kan kerjaan yang udah bejibun, nambah lageee??? Pas awal masuk ke RS, wah yang nggak pernah ngalamin pasti kaget banget deh, tersiksa lahir batin, tapi lama2 apatis kok alias bodo amat, lama2 nikmat juga ngeliat rekan disiksa haha... dasar masokis ! Yang paling ditunggu2 MR Sabtu, karena snack pasti tersedia, lengkap sama kopi dan tehnya, ya lumayan buat sarapan, ngasih makan 'peliharaan'. Itulah RSku tercinta, tempatku membanting tulang, memeras keringat, mencari sekantung berlian hehe ...
menulis adalah sebuah terapi jiwa untuk mempertahankan kewarasan di tengah kemunafikan dunia
10 Desember 2008
Why I Love Him So ...
Cuaca mendung di luar, genangan air masih tersisa di mana-mana. Sambil mendengar denting piano mengalun lembut di telingaku... aku mulai merenung 'why I love him so?' Dia bukan orang terganteng yang pernah kutemui dalam hidupku. Apalagi dulu dengan kacamata gedenya dan kurus cekingnya ... bener-bener jauh dari 'bagus'. Tapi sesuatu di dirinya membuatku merasa 'he is the right one for me'.
Cinta kami sekarang bukan lagi cinta yang menggebu-gebu, panas membakar hati yang sedang kasmaran... lebih terasa lembut, hangat, tenang mengalir seperti air. I feel secure in it. Dia bukan orang yang romantis, selalu memujaku dengan puisi dan bunga... bukan banget hehe... tapi dia selalu menunjukkan dengan perhatiannya, memahamiku, dan menerimaku apa adanya. Itulah suamiku tersayang. Dia juga sayang sekali dengan buah cinta kami... Jalan pikiran kami nyambung, prinsip kami sebagian besar sama. Kalaupun ada perbedaan, bukan yang benar-benar tidak ada jalan tengahnya. Musik dan kesenangan kami pun mirip. Aku bisa menjadi diri sendiri saat bersamanya, tidak perlu berpura-pura untuk menyenangkan hatinya. I hope can spend the rest of my life with him ... the one that I love ... Denting piano masih terus mengalun, masih membuat hatiku tersentuh ...
Batam, December 8th 2008, 08.35
Cinta kami sekarang bukan lagi cinta yang menggebu-gebu, panas membakar hati yang sedang kasmaran... lebih terasa lembut, hangat, tenang mengalir seperti air. I feel secure in it. Dia bukan orang yang romantis, selalu memujaku dengan puisi dan bunga... bukan banget hehe... tapi dia selalu menunjukkan dengan perhatiannya, memahamiku, dan menerimaku apa adanya. Itulah suamiku tersayang. Dia juga sayang sekali dengan buah cinta kami... Jalan pikiran kami nyambung, prinsip kami sebagian besar sama. Kalaupun ada perbedaan, bukan yang benar-benar tidak ada jalan tengahnya. Musik dan kesenangan kami pun mirip. Aku bisa menjadi diri sendiri saat bersamanya, tidak perlu berpura-pura untuk menyenangkan hatinya. I hope can spend the rest of my life with him ... the one that I love ... Denting piano masih terus mengalun, masih membuat hatiku tersentuh ...
Batam, December 8th 2008, 08.35
First Kiss
First kiss ... ehm pas udah kuliah, sama cowok yang bener-bener aku kagumi dan sayangi sejak lama. Saat itu kita duduk bedua, sambil bercerita dari Sabang sampai Merauke. Nggak tau siapa yang mulai, tahu-tahu aku sudah berada dalam pelukannya. Rasanya yang jelas ...ehm basah haha... lengkap sama dingin-dingin empuknya (kayak iklan permen tuh lho hehe). Gemeteran so pasti, tulang2ku rasanya hilang ntah ke mana, rasanya seperti di awang-awang, seperti tersengat listrik. Aku nggak sanggup berkata apa-apa. Hatiku berbunga-bunga. Hari di saat dia mengatakan sayang padaku dan mengajakku jalan bersama. Yang jelas aku malu berat saat itu ... Mengingatnya pun sekarang aku masih deg-degan...
Pertunjukan Graduation Ballet Pertama Angel Kecilku
Minggu kemarin, Nanda terlibat dalam pertunjukan kelulusan ujian ballet pertamanya. Bidadari kecilku lulus ujian Royal Academy of Dance, Pre Primary. Dia akan menarikan Little Flower, salah satu tarian klasik yang akan dibawakan grupnya.
Pagi2 dia udah bergoyang2, nyanyi2 sambil mematut2 diri di cermin. Gaunnya warna putih, cantik dengan hiasan bunga2 kecil pink dan ungu di bagian dada, pinggang dan pita di ujung rok. "Mama, aku latihan dulu ya,"katanya sambil menyita HPku yang berisi lagu balletnya.
Begitu jam menunjukkan angka 11, dia bergegas mandi. Seperti di cerita2 dongeng saat putri mau ketemu pangerannya hehe... Aku ikut bersiap2 untuk mendandani wajah ayunya dan menyanggul rambut panjangnya ke atas. Mahkota cantik dengan bunga2 senada turut menghiasi puncaknya.
Duh kemayunya nonik kecil satu ini. Dia nggak mau pakai kacamatanya, dengan alasan, princess kan nggak ada yang pake kacamata haha... Iya, pakai contact lens kale.
Di mobil, dia duduk di bangku belakang dengan gelisah, "Kenapa, Non, kok diem aja sich ?" "Nanti kalo salah gimana?" Aku bedua suamiku berusaha menenangkan wajah ayu yang lagi manyun itu ... Ingatanku kembali ke masa kecil, saat pertunjukan ballet pertamaku. Aku masih ingat, bagaimana rasa gelisah itu menggelitiki perutku ... mules, keringat dingin, pokoknya nggak karuan deh. "Udah, tenang aja, tarik nafas panjang, anggap seperti saat latihan biasa. Yang penting keep smiling, jangan lupa tatap mata penonton, semua pasti berjalan lancar",kataku. Dia lebih tenang, manyunnya kurang sedikiiiiiit hehe... that's my girl.
Sesampai di gedung pertunjukan, dia sudah lupa akan kegrogiannya. Apalagi setelah bertemu dengan teman2nya. Dia langsung berlari, bergabung dengan yang lain, loncat ke sana ke sini. "Awas, Nak, ntar sanggulmu mbrodol lho", pekikku dalam hati.
Para orang tua murid duduk di meja2 bundar yang telah ditata di depan panggung. Kami menikmati tarian demi tarian, dengan penari yang cantik2, dari yang mungil sampai yang besar, dari yang kurus, sampai yang XXL ndutnya, sambil menikmati hidangan. Jangan tanya rasa hidangannya, aneh bin ajaib, nggak enak banget, nggak sesuai sama lidah Jowoku haha, ndesit sitik.
Pertunjukan utama ada operet yang terbagi atas tiga babak, dipersembahkan oleh anak2 yang lulus dengan nilai tertinggi distinction. Judulnya "Impian Menjadi Seorang Ballerina". Ceritanya tentang perjuangan seorang anak yang pengeeen sekali ikut ballet, tapi tidak diperbolehkan oleh ortunya. Sampai akhirnya dia berhasil meyakinkan ortunya, berlatih keras, dan bisa lulus dengan nilai tertinggi. Pesan moralnya bagus banget "Segala sesuatu bila dilakukan dengan kesabaran, semangat, rajin, dan tekun akan menghasilkan buah yang baik".
Tarian Little Flower akhirnya berhasil dibawakan Nanda dengan sangat baik, mataku tidak lepas darinya. Suamiku sibuk ke depan beralih profesi menjadi fotografer dadakan, berusaha merekam dari angle yang terbaik hehe... maklum amatiran. Tepuk tangan meriah mengakhiri tariannya, kami bangga sekali!
Di akhir acara, Ms Lala Salendu, National Administrator Royal Academy of Dance Indonesia, membagikan satu persatu piala serta sertifikat rapor gadis2 cilik tersebut. Nanda senang sekali, piala dengan ballerina pink di atasnya itu dibawanya sampai tertidur kelelahan... ngrokkk fiuhhhh ... zzzzzzzzz .... Dia kembali jadi Putri Aurora, karena ketusuk ujung piala, tertidur menunggu Sang Pangeran datang menciummya...
Pagi2 dia udah bergoyang2, nyanyi2 sambil mematut2 diri di cermin. Gaunnya warna putih, cantik dengan hiasan bunga2 kecil pink dan ungu di bagian dada, pinggang dan pita di ujung rok. "Mama, aku latihan dulu ya,"katanya sambil menyita HPku yang berisi lagu balletnya.
Begitu jam menunjukkan angka 11, dia bergegas mandi. Seperti di cerita2 dongeng saat putri mau ketemu pangerannya hehe... Aku ikut bersiap2 untuk mendandani wajah ayunya dan menyanggul rambut panjangnya ke atas. Mahkota cantik dengan bunga2 senada turut menghiasi puncaknya.
Duh kemayunya nonik kecil satu ini. Dia nggak mau pakai kacamatanya, dengan alasan, princess kan nggak ada yang pake kacamata haha... Iya, pakai contact lens kale.
Di mobil, dia duduk di bangku belakang dengan gelisah, "Kenapa, Non, kok diem aja sich ?" "Nanti kalo salah gimana?" Aku bedua suamiku berusaha menenangkan wajah ayu yang lagi manyun itu ... Ingatanku kembali ke masa kecil, saat pertunjukan ballet pertamaku. Aku masih ingat, bagaimana rasa gelisah itu menggelitiki perutku ... mules, keringat dingin, pokoknya nggak karuan deh. "Udah, tenang aja, tarik nafas panjang, anggap seperti saat latihan biasa. Yang penting keep smiling, jangan lupa tatap mata penonton, semua pasti berjalan lancar",kataku. Dia lebih tenang, manyunnya kurang sedikiiiiiit hehe... that's my girl.
Sesampai di gedung pertunjukan, dia sudah lupa akan kegrogiannya. Apalagi setelah bertemu dengan teman2nya. Dia langsung berlari, bergabung dengan yang lain, loncat ke sana ke sini. "Awas, Nak, ntar sanggulmu mbrodol lho", pekikku dalam hati.
Para orang tua murid duduk di meja2 bundar yang telah ditata di depan panggung. Kami menikmati tarian demi tarian, dengan penari yang cantik2, dari yang mungil sampai yang besar, dari yang kurus, sampai yang XXL ndutnya, sambil menikmati hidangan. Jangan tanya rasa hidangannya, aneh bin ajaib, nggak enak banget, nggak sesuai sama lidah Jowoku haha, ndesit sitik.
Pertunjukan utama ada operet yang terbagi atas tiga babak, dipersembahkan oleh anak2 yang lulus dengan nilai tertinggi distinction. Judulnya "Impian Menjadi Seorang Ballerina". Ceritanya tentang perjuangan seorang anak yang pengeeen sekali ikut ballet, tapi tidak diperbolehkan oleh ortunya. Sampai akhirnya dia berhasil meyakinkan ortunya, berlatih keras, dan bisa lulus dengan nilai tertinggi. Pesan moralnya bagus banget "Segala sesuatu bila dilakukan dengan kesabaran, semangat, rajin, dan tekun akan menghasilkan buah yang baik".
Tarian Little Flower akhirnya berhasil dibawakan Nanda dengan sangat baik, mataku tidak lepas darinya. Suamiku sibuk ke depan beralih profesi menjadi fotografer dadakan, berusaha merekam dari angle yang terbaik hehe... maklum amatiran. Tepuk tangan meriah mengakhiri tariannya, kami bangga sekali!
Di akhir acara, Ms Lala Salendu, National Administrator Royal Academy of Dance Indonesia, membagikan satu persatu piala serta sertifikat rapor gadis2 cilik tersebut. Nanda senang sekali, piala dengan ballerina pink di atasnya itu dibawanya sampai tertidur kelelahan... ngrokkk fiuhhhh ... zzzzzzzzz .... Dia kembali jadi Putri Aurora, karena ketusuk ujung piala, tertidur menunggu Sang Pangeran datang menciummya...
Langganan:
Postingan (Atom)